MAJENE, Wakil Bupati Majene Arismunandar Kalma kembali menegaskan agar setiap Pemerintahan Desa, Kelurahan, Kecamatan, OPD juga lintas Sektor untuk memprioritaskan pencegahan dan penanganan Stunting di Kabupaten Majene.
Hal tersebut bukan hanya untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang unggul dan kompetitif sesuai visi misi Pemerintah Kabupaten Majene, tapi juga komitmen bersama melalui aksi nasional percepatan penurunan stunting serta perwujudan delapan aksi konvergensi stunting di Kabupaten Majene yang masih berjalan.
Hal ini ia sampaikan saat membuka dan mengikuti kegiatan lokakarya stunting tingkat Kabupaten Majene yang dilaksanakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Majene, Senin 8 Agustus 2022 di ruang pola Kantor Bupati Majene.
Aris juga menyampaikan salah satu pembaruan strategi percepatan penurunan stunting melalui pendekatan keluarga, khususnya pendampingan keluarga beresiko stunting untuk mencapai target sasaran yakni calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca melahirkan dan anak usia 0-59 bulan.
Ia menilai lokakarya tersebut perlu ditindak lanjuti dengan pernyataan bersama lintas sektor terkait laporan hasil pendampingan keluarga beresiko stunting yang merupakan hasil kolaborasi di tingkat lapangan, yang terdiri dari bidan, kader TP PKK, dan kader KB atau tim pendamping keluarga (TPK).
“Mereka inilah yang akan mengawal proses penurunan stunting mulai dari hulu, yaitu pencegahan proses inkubasi hingga melakukan tindakan pencegahan lain, ” ujarnya.
Alumni IPDN tersebut juga mengatakan agar segera menindak lanjuti hasil pendampingan keluarga beresiko stunting yang saat ini ditangani 121 TPK.
Selain mengukur kinerja Tim pendamping keluarga yang terlatih, juga memastikan terlaksananya prosedural operasional percepatan penurunan stunting di Majene.
Hadir dalam kesempatan tersebut para pimpinan OPD, Camat, Tim Satgas Stunting Provinsi Sulbar, para lurah dan kades untuk Kecamatan Banggae dan Banggae Timur, para tim pendamping keluarga dan dua narasumber. (*)