MAJENE, – Aksi unjuk rasa digelar hari ini, Sabtu (19/7/2025) oleh sejumlah mahasiswa Ulumanda, Kabupaten Majene. Demonstrasi berlangsung di ruas jalan Trans Sulawesi, tepatnya di Desa Salutambung, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene.
Aksi ini merupakan bentuk kemarahan dan kekecewaan mendalam atas pernyataan kontroversial Wakil Bupati Majene yang menyebut bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak disiplin akan dipindahkan ke Ulumanda. “Wakil bupati Majene mengatakan akan mengirim ASN yang tidak berkinerja baik ke Ulumanda, dia seolah menjadikan Ulumanda sebagai tempat pembuangan para ASN yang tidak becus,” kata Aldi Tandeallo, aktivis Pemuda Ulumanda, Jumat (18/7/2025).
Menurut para demonstran, pernyataan tersebut tidak hanya menunjukkan sikap arogan seorang pejabat publik, tetapi juga mencerminkan cara pandang yang merendahkan dan mendiskreditkan Ulumanda sebagai bagian dari Kabupaten Majene.
Mareka menilai pernyataan itu seolah-olah menjadikan Ulumanda sebagai tempat “pembuangan”, tempat terburuk, dan tempat tak layak.
Padahal, menurut mereka, masyarakat Ulumanda adalah warga yang selama ini bertahan dalam keterbatasan karena kurangnya perhatian pemerintah sendiri.
Menurut Aldi, pernyataan Wakil Bupati Majene dinilai sebagai bentuk stigmatisasi wilayah yang melukai harga diri masyarakat Ulumanda, yang selama ini justru sering dipinggirkan dari prioritas pembangunan.
Tiga Tuntutan Utama
Aliansi Masyarakat Ulumanda mengajukan tiga tuntutan utama kepada Wakil Bupati Majene:
Pertama, Wakil Bupati Majene segera hadir secara langsung di Ulumanda untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat.
Kedua, Wakil Bupati menarik pernyataannya secara resmi, baik di media maupun forum-forum pemerintahan.
Ketiga, Pemerintah Kabupaten Majene menghentikan cara-cara berpikir diskriminatif terhadap wilayah-wilayah terpencil dan mulai mewujudkan keadilan pembangunan bagi seluruh masyarakat.
Para demonstran menegaskan tiga poin penting dalam sikap mereka: Ulumanda bukan tempat buangan, mereka bukan warga kelas tiga, dan jangan jadikan wilayah mereka sebagai ancaman bagi ASN bermasalah.
Tuntutan Pembangunan Infrastruktur
Selain permintaan maaf, massa aksi juga mengajukan sejumlah tuntutan struktural terkait pembangunan infrastruktur di wilayah mereka:
- Tuntaskan perbaikan jalan Salutambung – Urekang
- Tuntaskan perbaikan jalan Lombe – Taukong
- Tuntaskan perbaikan jalan Tamerimbi
- Tuntaskan perbaikan jalan Sambabo – Rura
- Tuntaskan perbaikan jalan Kolehalang – Panggalo
- Tolak tambang pasir di Tubo yang dinilai merusak lingkungan dan merugikan warga
- Perbaikan pelayanan publik di Ulumanda
Para demonstran menegaskan bahwa aksi ini adalah “panggilan nurani” dari masyarakat yang mencintai tanah kelahirannya. Mereka mengancam akan terus melakukan aksi jika suara mereka tidak didengar oleh pemerintah.
“Jika suara kami hari ini tak didengar, maka aksi ini bukan yang terakhir. Kami akan terus bersuara sampai pemerintah belajar menghormati masyarakat yang hidup jauh dari pusat kekuasaan,” tegas Aldi Tandeallo, koordinator aksi tersebut.
Hingga berita ini tayang, belum ada tanggapan resmi dari Wakil Bupati Majene maupun Pemerintah Kabupaten Majene terkait aksi unjuk rasa yang sedang berlangsung hari ini. Masyarakat berharap pemerintah daerah dapat memberikan respons positif dan mendengarkan aspirasi warga Ulumanda. (**)