Aplikasi si Mandar Gagasan Direktur RSUD Majene Menggema di Kantor PPSDM Makassar

aplikasi si mandar rsud majene
Aplikasi si Mandar (Sistem Informasi Manajemen Donor darah) gagasan Direktur RSUD Majene dr. Nurlinah, Sp.P saat diperkenalkan di kantor Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Makassar.

MAKASSAR, Aplikasi si Mandar (Sistem Informasi Manajemen Donor darah) gagasan Direktur RSUD Majene dr. Nurlinah, Sp.P kini telah diperkenalkan di kota Makassar. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kemendagri Regional Makassar menyelenggarakan bazar inovasi di gedung PPSDM Makassar, jalan Paccerakang, Selasa (20/12/2022).

Dalam kegiatan itu, tujuh reformer dan Sekda Majene Ardiansyah hadir dalam kegiatan itu.

Hal itu dilakukan sebagai bagian dari salah satu pelatihan, kepemimpinan Administrator angkatan Delapan tahun 2022 yang diikuti tujuh orang dari Kabupaten Majene, salah satunya dr. Nurlinah.

Baca Juga  Perhatikan Keluarga Pasien, Dinkes Majene Sediakan Rumah Singgah di Setiap Puskesmas

Aplikasi Si Mandar adalah Inovasi untuk dapat meningkatkan kinerja Organisasi dengan cara mengoptimalkan pelayanan dan informasi donor darah yang terintegrasi melalui sistem aplikasi berbasis digital, yaitu Si Mandar.

Reformer dalam hal ini dr. Nurlinah, ingin mewujudkan pelayanan dan informasi donor darah di RSUD Majene yang sebagian besar penduduknya beretnis Mandar.

Baca Juga  Jaga Ketersediaan Stok Darah di Majene, Dinkes akan Gandeng Perguruan Tinggi

Reformer juga ingin pelayanan yang terintegrasi melalui sistem aplikasi berbasis digital yang akrab dan mudah diingat nama aplikasinya yaitu: “SI MANDAR”.

Menurut dokter ahli paru itu, dalam rangka tuntutan perkembangan zaman, aplikasi SI MANDAR dapat menjawab tantangan tersebut, dengan layanan dan informasi donor darah yang mudah diakses serta dapat menjangkau seluruh masyarakat khususnya di tanah mandar kabupaten Majene.

Baca Juga  Direktur RSUD Majene Tanggapi Pemberitaan Dirinya Terkait Pengelolaan Dana BLUD

“SI MANDAR adalah Sistem komputerisasi untuk mendukung kontrol pelayanan darah. Penerapan informasi berbasis web untuk mengelola, menyimpan dan menganalisis informasi : pendataan pendonor, penerimaan darah, permintaan darah dan pendataan stok atau ketersediaan darah serta dapat menjaring pendonor aktif dan passif,” pungkasnya. (Ilham Manasang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *