MAMUJU, Festival sandeq Race 2022 rencananya akan dihelat pada 31 Agustus 2022 mendatang di Mamuju dan Finish 7 September 2022 di Pantai Manggar Kalimantan Timur.
Rencananya, Presiden RI Jokowi, Mendagri Tito Karnavian dan sejumlah pejabat lainnya akan menyambut kedatangan para Passandeq tangguh tersebut.
Namun disayangkan, festival Sandeq race 2022 oleh JMSI Sulbar dinilai pilih kasih dan tak melibatkan media lokal Sulbar sebagai media parner festival sandeq race 2022 itu.
Hal itu diketahui ketua JMSI Sulbar di salah satu media online nasional.
Diketahui, Panitia Festival Sandeq Race 2022 hanya menunjuk 13 media sebagai media parner kegiatan tersebut. 13 Media itu yakni Sulbar Express, iNews, Radar Sulbar, KompasTV, TVOne, SindoNews.com, Detik News, Liputan6, CNN Indonesia, BBC News, National Geographic Indonesia, Tribun Sulbar, RRI Stasiun Mamuju dan TVRI Stasiun Mamuju.
Ketua JMSI Sulbar, Idham saat dihubungi, Minggu (28/8/2022) mengaku kecewa dengan sikap Pemprov Sulbar, terutama Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik.
Menurut mantan Aktivis Pers Mahasiswa Unhas ini, Sulbar memiliki banyak media lokal, terutama media siber, namun mereka para panitia ini hanya melibatkan media nasional.
“Sikap Pemprov Sulbar ini mematikan potensi media lokal yang ada di Sulawesi Barat. Mestinya sebagai Gubernur yang pintar, Pemprov itu harus berupaya menghidupkan media lokal, jangan justru media yang sudah besar yang dihidupkan, kasihan media lokal kita yang dianaktirikan gubernurnya sendiri,” tutur Idham.
Olehnya itu, karena sikap pemprov yang menganaktirikan media lokal Sulbar, dirinya minta agar media lokal yang tak menjadi media parner untuk memboikot kegiatan festival sandeq race ini. “Jangan sama sekali memuat berita tentang kegiatan sandeq 2022, kita boikot saja,” tegasnya.
Ketua JMSI Sulbar itu meminta kepada media lokal untuk aktif melakukan investigasi terhadap perhelatan festival sandeq 2022. ” Mari kita aktif melakukan investigasi kegiatan ini, tidak menutup kemungkinan, festival sandeq race 2022 ini, ada saja oknum yang akan melakukan penyimpangan. Seperti penyimpangan anggaran, dan suap menyuap. Itu tidak menutup kemungkinan, mari kita investigasi,” tegasnya.
Idham membeberkan, titik titik yang rawan menjadi sarang para oknum nakal yakni biaya perjalanan dinas, biaya hotel, biaya makan minum dan sebagainya.
“Itu biaya perjalanan dinas rawan di mark up panitianya, termasuk biaya Hotel, ATK dan makan minum. Itu sasaran mark up, terutama ATK dan Makan Minum, karena barang habis pakai. Kentara ji itu, suka meminta nota kosong di Fotokopian dan Usaha Makan,” bebernya. (*)