MAJENE, Salah satu korban peristiwa Anarkisme Demonstrasi HMI Majene Rabu 12 Maret lalu di Kampus STIKES BBM Majene akhirnya angkat bicara. JA (20) tahun mahasiswi Jurusan Kesmas semester empat mengalami kekerasan fisik berupa pemukulan di area kepala serta pelecehan seksual di bagian payudara.
JA mengaku baru berani berbicara menceritakan yang dialami kepada Media karna masih trauma atau takut bertemu orang asing. Namun ia berfikir, pelecehan yang dialaminya harus diketahui publik, dan membongkar fakta yang terjadi di kampusnya itu.
Ia menceritakan kejadian naas yang dialami sore itu. JA bersama teman temannya memang ditempatkan di area depan saat demonstrasi HMI Majene berlangsung. Tujuannya kata JA sebagai “pagar ayu” bukan sebagai tameng. Harapannya agar demonstrasi berlangsung humanis dan kondusif . Ia mengaku tidak terfikir akan terjadi chaos dan hanya orasi belaka. “Kita sebagai tuan rumah dan punya tanggung jawab apalagi memang di dominasi perempuan ” terangnya.
Namun saat ban dibakar terjadi provokasi dan aksi saling ejek. Hingga ada demonstran berbaju coklat yang membawa bendera HMI mengarahkan ke area kepala dan wajah kerumunan mahasiswi sambil digoyang goyangkan.
“Diarahkan ke wajah, bahkan bambunya itu sempat kena hidung kak, sakit sekali saya tepis bambunya lalu saya mundur beberapa langkah,” jelas JA.