MAJENE, Awan masih gelap, Idawati (37), warga Lingkungan Simullu Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene, setiap hari harus bangun dini hari untuk mengambil tetesan demi tetesan demi tuak manis yang ia sadap di pohon Nila.
Alhasil, Idawati berhasil mengumpulkan dua tempat guci tanah liat yang beratnya mencapai 30 kg.
Ida mengaku aktivitas yang ia jalani sudah 15 tahun lamanya sehingga mampu menyekolahkan empat buah hatinya.
Hal itu diungkapkan Idawati saat saat ditemui disela-sela kesibukannya menjajakan tuak manis di Pasar Sentral Majene, Minggu (23/10/2022) pagi.
“Tiap harika begini, jalan kaki dari kampungku di Simullu, sambil singgah-singgah di jalan kalau ada yang mau beli,” ujarnya.
Ketika ditanya berapa omset dan penghasilan yang dia peroleh, Idawati mengaku omsetnya dia dapatkan Rp 100 ribu. “Untungma disitu Rp 20 ribu, itu kalau laku semua, terkadang juga lakunya sedikit pak, untung-untungan,” urainya.
Idawati yang sesekali mengelap keringat berharap pemerintah memberi perhatian khusus kepada penjual tuak manis, karena minuman tuak manis ini salah satu minuman tradisional yang ada di Majene. (Ilham)