OPINI  

Potret Buram Masyarakat Sekuler

Oleh : Masitha (Ibu Rumah Tangga)

Warga Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) sebelumnya menjadi sorotan setelah ditemukan empat orang dalam kondisi tewas. Keempat jasad itu adalah seorang bapak yang berinisial RG (71), anak yang berinisial DF (42), ibu berinisial KM (66), dan paman berinisial BG (68).

Kompol Haris Kurniawan selaku Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat menyampaikan awal penemuan keempat jasad itu saat warga sekitar mulai curiga setelah mencium bau busuk yang berasal dari salah satu rumah. “Pada saat dibuka, ditemukan empat jenazah di dalam, dua laki-laki dan dua perempuan,” ucap Haris Kurniawan.

Satu keluarga yang tewas tersebut dikenal tertutup dengan warga sekitar. Saking tertutupnya, bahkan kematian keluarga itu baru terungkap setelah tiga pekan. Setelah warga mencium aroma busuk dari dalam rumah yang terpagar tinggi itu.

Ketua RT07/15 Asiung salah satu tetangga dari keluarga tewas tersebut berkata, mereka sekeluarga sudah tinggal lebih lama ketimbang dirinya di perumahan itu. “Diatas 20 tahun lebih, lebih lama dari pada saya soalnya saya tinggal di sini saja sudah 20 tahun dan keluarga tersebut memang dikenal tak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar. tak hanya dengan warga, keluarga tersebut juga jarang berkomunikasi dengan sanak saudaranya selama masih hidup ” kata Asiung kepada wartawan, Jakarta Barat, ahad (13/11/2022).

Reza Indragiri Amriel sebagai pakar Psikolog Forensik, tidak setuju jika mengkambing hitamkan sikap anti sosial dari keluarga yang terkenal tertutup itu. Reza mengingatkan agar tidak berasumsi bahwa penyebab kematian mereka adalah akibat sikap anti-sosial “Kalau saya melihat pagar yang menutup rapat permukaan rumahnya, saya belum bisa membangun asumsi apapun terkait dengan keengganan bersosialisasi dengan penyebab kematian, yang paling definitive adalah mereka ini lambat ditemukan”, kata Reza dalam video wawancaranya dengan stasiun televisi (12/11/2022).

Baca Juga  Berulangnya Islam di Nista Karena Junnah Tak Ada

Kerabat dari satu keluarga yang ditemukan tewas di kalideres, Jakarta Barat, Ris Astuti (65) merasa ragu jika keempat kerabatnya tewas akibat kelaparan. Sebab ekonomi korban dalam kondisi yang cukup. Bahkan korban juga tidak pernah mengontrak rumah dan sempat memiliki kendaraan bermotor.

“Misalnya kalo dia lapar, nggak ada makanan atau kurang buat makan, kan dia bisa menghubungi kita,” ujar Ris Astuti di Polsek Kalideres, Jakarta Pusat, Sabtu (12/11/2022).

lebih lanjut Ris Astuti mengungkap mendiang adiknya ( Margaret) sempat berjualan kue, sementara suaminya, Rudianto bekerja kantoran. Namun, Ris Astuti mengaku dirinya sudah sangat lama tidak bertemu dengan korban bahkan terakhir bertemu lima tahun yang lalu.

Selain itu, komunikasi lewat sambungan telepon juga tidak terjadi satu tahun yang lalu. Hal yang sama juga disampaikan oleh ipar mendiang Margaret, Handoyo (64) dia mengaku heran jika keempat kerabatnya tersebut tewas akibat kelaparan.

Bahkan dirinya Bersama Ris Astuti juga mengungkap tidak pernah mendengar keluhan korban seputar kondisi ekonomi mereka. Handoyo juga mengungkap, korban sudah lama menjauhi keluarga ini. Namun belum diketahui alasan korban menjauh dari keluarga inti.

Baca Juga  Mengembalikan Peran Santri yang Sesungguhnya Lewat Dakwah Ideologis

Berangkat dari potret buram masyarakat sekuler pada kasus tewasnya satu keluarga di perumahan Citra Garden I Ekstension, kalideres, Jakarta Barat, adalah salah satu contoh dari sekian banyaknya kasus yang jauh lebih parah dan tragis kisahnya. Di mana beberapa bulan yang lalu juga terjadi kasus bunuh diri akibat lilitan utang yang tak berkesudahan yang menyebabkan seorang ibu rela bunuh diri dan membunuh dua orang anak kandungnya yang masih balita, dengan cara meminumkan racun pada kedua anaknya tersebut.

Inilah potret buram masyarakat sekuler, di mana pola hubungan tetangga dalam masyarakat sekuler adalah hubungan individualistis, tidak ada kepedulian dan hubungan sosial kemanusiaan.

Kasus diatas juga menggambarkan lemahnya peran pemimpin umat dalam menjaga dan melindungi warganya disebabkan tidak adanya kepedulian terhadap rakyat. Umat membutuhkan kepedulian, perhatian, serta pengurusan dari seorang pemimpin sebagi suatu tanggungjawab terhadap kesejahteraan hidup rakyat.

Berbuat Baik Terhadap Tetangga Dalam Pandangan Islam

Berbeda halnya dalam sistem Islam, di mana perhatian terhadap tetangga sangat kuat dan erat, bahkan dikaitkan dengan keimanan. Rasulullah saw juga telah mencontohkan perhatian beliau terhadap umatnya.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw Artinya, “Dari Abdullah bin Amr ra, bahwa Nabi Saw bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya.” (HR at-Tirmidzi)

Baca Juga  Pengamat Politik Hendri Satrio Dorong Teguh Santosa Jadi Senator

Hadis ini menjelaskan salah satu kebaikan yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang bertetangga adalah saling memberi makanan. Rasulullah saw mengajarkan kepada seluruh kaum muslim di masa beliau, hendaknya apabila memasak makanan yang berkuah agar memperbanyak kuahnya agar dapat dibagikan kepada tetangganya. Sebagaimana sabda Beliau:

Artinya, “Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikan sebagian pada para tetanggamu.” (HR Imam Muslim).

Dalam hadis berikutnya Rasulullah saw menyebutkan seorang muslim tidak beriman jika tetangganya tidak aman dari perbuatan buruknya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan beliau pun mengulang peringatan tersebut sebanyak tiga kali. Hal ini membuktikan betapa kerasnya peringatan agar tidak berbuat buruk kepada tetangga.

Nabi Saw bersabda: “Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya.” Rasulullah saw. ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya.” (HR al-Bukhari).

Demikianlah cara Islam membangun hubungan sosial kemasyarakatan bahkan kepada non muslim sekalipun dan semua ini akan terwujud ketika sistem Islam dalam bingkai Khilafah kembali tegak dalam kehidupan ini.

Wallahu A’lam Bi ashawab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *